Kuliner Malam "Shusi Ramen Street"
Entah kenapa yang namanya
masakan Jepang selalu ada di hati. Mulai dari ramen, sushi, bento atau
katsu. Bukan tak cinta dengan produk local namun ini adalah selera lidah yang
tak bisa dibohongi.
Beberapa kali mampir di
gerobak ramen, membuat saya jatuh cinta dengan mie yang identik dengan Jepang.
Dan kali ini saya ingin mengupas tempat nongkrong untuk memanjakan aneka
ramen dan sushi di daerah belakang UI, Srengseng Sawah.
Lokasi yang tak besar
kurang lebih 2 x 3 meter persegi ini, sebagian besar digunakan untuk meja dan
kursi serta ada sebuah gerobak yang diletakan di bagain depannya. Di dalam
ruangan ada 4 meja dengan 8 kursi, dengan aksesoris 4 lampion berwarna merah
dan putih, dan alunan music membuat suasana nyaman dan tenang.
Sejauh mata memandang, tak
banyak peralatan yang ada didalam ruangan antara lain kulkas, kompor, 3 box besar, dan
satu buah wastefell untuk mencuci piring serta peralatan lainnya sama seperti
rumah makan yang pernah kita kunjungi pada umumnya.
Gerobak dengan sentuhan
aksen negara matahari terbit menggambarkan keadaan Jepang bisa anda rasakan tanpa harus
jauh-jauh pergi ke Negara Sakura itu. Disertai bangku panjang pada dua bagian sisi
gerobak tersebut membuat orang tak perlu jauh-jauh makan sambil menyaksikan
sang koki beraksi.
Beralih ke produknya, sekarang saya ingin
membahas ramen yang ditawarkan dari tempat ini :
1.
Ramen original
2.
Ramen Crabstik
3.
Ramen Katsu
4.
Ramen Beefyakiniku
Berhubung yang saya pesan
kali ini adalah scrabstik ramen jadi saya akan bahas terlebih dahulu menampakan
luar dari menu tersebut. Secara kasat mata, kita dapat melihat mie dengan
potongan daging kepiting, black paper, irisan daun bawang bercampur jadi satu
dengan kuah orange dalam satu mangkok. Mungkin saya belum bisa menilai lebih
jauh keenakan ramen tersebut namun menurut diri pribadi kuah dari kaldu ramen
ini kurang kental. Entah pengetahuan saya yang minim atau memang kenyataannya
seperti itu. Perfectlah dengan rasanya
mengingat menu yang ini dibandrol Rp. 23.000. Harga yang terjangkau untuk kalangan
mahasiswa.
Untuk melayani pelanggan
tidak dibutuhkan banyak orang hanya 1 orang dengan double job. Sebagai koki dan
sebagai waiter, mengingat bahwa untuk usaha yang baru tumbuh harus meminimalisir
pengeluaran sebisa mungkin.
Sebenarnya masih ada 1 menu
lain yang ditawarkan di tempat ini yaitu sushi, namun karena keterbatasan waktu
dan budget. Jadi tak bisa saya ulas secara berbarengan, di lain waktu saya akan
telusuri semuannya.
Review ini saya lakukan
karena saya adalah pecinta masakan Jepang. Dan satu lagi karena saya
berkeinginan suatu saat nanti bisa membuka usaha ramen dan sushi.
Setidaknya dari tulisan ini saya mendapat gambaran secara umum mengenai ramen.
Bukankah seorang peniru jenius selalu meniru orang yang ditujunya mulai dari
yang kecil sampai terbesar. Bukan sebagai plagiat namun ilmu itu kan mahal jadi
pintar-pintarlah untuk mengambil setiap kesempatan. Setelah semua jurus
diketahui barulah dikombinasikan dengan bakat dan karakter sendiri seperti
jurus ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi)
Komentar
Posting Komentar