Thanks PKF
Setiap
orang pasti memiliki pengalaman di dalam hidupnya. Baik itu yang menyenangkan
ataupun yang menyakitkan. Tak terkecuali diri saya pribadi. Saat memutuskan
untuk menjadi seorang auditor. Tak pernah terpikirkan bahwa lingkungan sebuah
Kantor Akuntan Publik ternyata begitu keras. Banyak orang mengatakan bahwa
pekerjaan itu penuh dengan tekanan
berkali-kali lipat. Hingga akhirnya saya
pun bisa membuktikan bahwa apa yang dikatakan orang-orang tesebut benar.
Seorang
auditor eksternal harus bisa mengerjakan segala sesuatu dengan baik dan mampu
belajar dengan cepat. Harus bisa menerima perlakuan yang tidak enak dari atasan
anda. Anda harus siap diperintah untuk keperluannya. Itulah hirarki struktur
organisasi. Namun di dunia kerja, anda harus menurut karena anda adalah bawahan
dan jika tidak maka risikonya anda akan dikenakan denda dan hukuman. Segala sesuatu
yang anda tidak tahu anda harus berjuang keras untuk memahaminya sendiri dengan
sedikit bantuan dari senior.
Perjalanan kerja dimulai dari mengaudit sebuah yayasan yang mendapatkan dana dari luar negeri yakni Belanda. Letaknya di daerah Pasar Minggu, tidaklah jauh menuju ke lokasi tersebut dari rumah saya. Dengan 4 hari di klien saya belajar banyak akan proses audit. Mulai dari vouching, sebuah pekerjaan yang menelusuri setiap akun yang ada di laporan keuangan dengan mengecek setiap transaksinya. Memeriksa setiap transaksi dengan bukti-bukti yang disertakan. Lalu menganalisa setiap angka yang begitu signifikan dan melaporkan temuan jika ada yang mencurigakan. Aturan main yang saya lakukan sangat bergantung pada aturan PSAK. Sebuah pedoman untuk proses dari awal sampai akhir.
Setelah
semua hal-hal manis cukup dirasakan, kerikil-kerikil kecil mulai menghampiri.
Mendapatkan sebuah sikap yang kurang mengenakan ternyata lebih pahit dari obat.
Supervisor yang baik hati mengajak berdebat karena kesalahan yang saya lakukan.
Sayapun menerima hal tersebut. Namun disitulah awal ketidaknyamanan saya
bekerja hingga perasaan tersebut saya rasakan ketika pergi ke client kedua, ketiga dan ke empat. Di Jambi, saya
mungkin bisa sedikit lepas dari keangkuhan supervisor di Kantor. Karena disana
saya hampir seminggu. Namun setelah itu saya kembali menjalani penderitaan
yakni harus bertemu dengan orang yang tidak saya sukai. Rasanya enggan untuk
berpapasan apalagi harus menyapanya. Manusiawi ketika kita benci maka perasaan
itu akan terus tumbuh jika kita mengingat hal-hal buruk dari dirinya. Memang ketika seseorang pernah berbuat salah
jika melakukan kebeneran maka tetaplah dinilai salah.
Saat
semuanya sudah memuncak, sepertinya saya akan mengakhiri perjalanan audit di
PKF Paul Hadiwinata. Banyak pelajaran yang bisa saya ambil selama 4 bulan
diantaranya, pembentukan karakter. Ketika saya dihadapkan dengan orang-orang
yang wataknya keras saya tau bagaimana menyikapinya. Dengan berbagai situasi
dan keadaan yang pernah saya alami setidaknya ada kebaikan yang bisa saya petik
dari PKF dan semoga saya bisa meninggalkan dengan kebaikan pula. Selain itu,
hikmah yang bisa diambil ialah ketika
berdoa maka berdoalah dengan spesifik dan jelas. Mintalah pekerjaan yang baik
menurut Allah dan bukan sekedar pekerjaan. Dan sekarang Allah telah memberikan
itu kehadapan saya.
Kak boleh info ga gimana rasanya kerja dsana? apakah gaji sesuai dengan lembur yg kita lakukan? Terimakasih
BalasHapusThanks ya udah mampir di blog receh macam ini. Hehehe
HapusRasanya sebenernya asik, bisa belajar byk, khusuanya tenang audit. Tapi harus sabar.
Klo awal2 masuk, gaji sesuai standar SOP disana, klo junior sekian. Klo lemburan gw lupa dibayar brp. Tp uang keluar kotanya yg menurut gw asik.
Kak, kalo magang dapat gaji ngga?
BalasHapusUmumnya digaji sesuai kehadiran atau sering disebut uang makan harian. Tp tergantung tempat magangnya, lebih enak tanyakan langsung ke hrd diawal masuk.
HapusUmumnya digaji sesuai kehadiran atau sering disebut uang makan harian. Tp tergantung tempat magangnya, lebih enak tanyakan langsung ke hrd diawal masuk.
HapusKak, kerja disana dapet tunjangan bpjs gitu gak? Atau fasilitas lain gitu? Misal transport?
BalasHapus