Cinta yang bertepuk sebelah tangan
Lucu jika saya harus
menulis mengenai cinta, karena perkara ini takan ada habisnya. Selalu saja
bergulir dengan berbagai masalah yang mendera. Cinta itu anugerah, asal disalurkan
pada tempatnya. Jika anda yang masih single maka cintailah orang yang telah
membesarkan anda yaitu orang tua bukan perempuan-perempuan yang belum jelas
status halalnya. Dan khusus Anda yang sedang mencari pendamping hidup janganlah
menyerah untuk mengejarnya. Namun jangan anda terus mengejar ketika anda
sendiri tak membaiki diri untuk menjadi lebih baik.
Ketika ada seorang
perempuan yang menawarkan dirinya kepada lelaki untuk menikahinya. Maka jangan
anggap perbuatan itu hina. Bukankah Khadijah menyatakan ketertarikannya
terlebih dahulu kepada sosok pemuda yakni baginda Rasulullah SAW yang mulia
akhaknya. Itu karena Khadijah yang baik pula tutur kata, perilaku dan akhlaknya
melihat Rasul adalah pria yang kejujurannya tiada tara. Dan Allah swt pun telah
menyiapkan mereka berdua untuk saling bersama.
Sejenak kembali dengan
kisah seorang wanita yang begitu besar harapan terhadap seorang lelaki yang
dicintainya. Dan menginginkan laki-laki itu menjadi suaminya kelak. Telah
banyak upaya yang ia lakukan agar bisa menarik hati sang pemuda. Karena menikah
atas dasar untuk beribadah kepada Allah adalah mulia, namun akan lebih indah
kehidupan keluarga, jika insan itu saling mencinta. Bukan hanya karena perintah
agama namun karena dorongan rasa suka diantara keduanya itulah yang sedang
diperjuangkan. Pernah ada sebuah kisah di masa Rasulullah SAW ketika anak
angkatnya yaitu Zaid bin Harist dijodohkan kepada muslimah, dan muslimah itu
menimanya karena Rasulullah SAW yang menyuruhnya bukan karena cinta terhadap
pemudanya. Namun kehidupan keluarga itu tak
berjalan bahagia dan cerai adalah yang memisahkannya. Kita bisa mengambil
hikmah dari kisah tersebut bahwa menikah itu adalah sunnah, dan setengah agama
dari diri ini belumlah sempurna tanpa menikah. Namun menikahlah disertai
perasaan rasa suka terhadap pasangan kita. Agar dapat menjalani kehidupan
berkeluarga dengan bahagia. Ada kata-kata indah yang selalu diucapkan oleh
banyak orang, cinta itu karena terbiasa. Jika diawal belum ada kata cinta
mudah-mudahan itu tercipta pada tengah dan akhirnya. Namun jika tidak maka
berusaha dan bersabarlah.
Jangan bersedih jika sang
pemuda yang anda cintai belum bisa mengatakan “ya” untuk meminang anda. Jangan
pernah beranggapan bahwa dia adalah lelaki begitu sempurna yang telah dijodohkan
untuk saya. Itu tanda anda telah melebihi kuasa Tuhan. Lelaki yang baik itu
perempuan yang baik dan sebaliknya. Jika anda ini baik, insyaallah telah Allah siapkan
pendamping yang tepat untuk anda. Bersabarlah dan ikhtiarkan dalam bentuk
amalan sunnah lainya seperti puasa dan sedekah.
Sakit hati, putus asa pasti
dirasakan oleh wanita. Entah karena wanita itu lebih dominan perasaannya dalam
bertindak. Itulah yang ia rasakan ketik melihat upaya pencariannya bertepuk
sebelah tangan. Namun bukan untuk bersedih setiap harinya, tanamkan dalam hati,
rencana Allah selalu lebih indah dari rencana manusia. Lalui semua itu dan bangkitlah
untuk terus mencari seperti yang dihadistkan Rasul bahwa sesungguhnya rezeki
mencari seorang hamba sebagaimana ajal mencarinya. Ia dekat dan pasti bertemu.
Dan begitupun sebagai
lelaki yang menolaknya, jangan salahkan dia. Ada alasan yang melatar belakangi
tindakannya. Mungkin karena azam atau janji yang ia tancapkan dalam hati untuk
wanita pilihannya di luar sana. Hormatilah itu dengan keikhlasan. Wahai pria ingatkah anda dengan seorang yang
diperintahkan oleh gurunya, pilih dan petiklah satu bunga yang paling indah dan
jangan kembali ke belakang setelah melewatinya. Namun apa yang dilakukan, ia
tak membawa apa-apa. Dikarenakan setelah melihat bunga yang indah, ia tak
memilihnya dan berpikir bahwa di depan ada bunga yang lebih indah. Sungguh
banyak hikmah kisah ini. Oleh karena itu, jika ada wanita yang baik akhlaknya,
sopan tutur katanya jangan kau abaikan begitu saja. Jika cinta itu sudah ada
dan kebutuhan menikahinya adalah hal yang terbaik. Maka nikahilah dia. Bagaimana
dengan azam atau janji kita pada masa lalu. Apakah anda yakin bahwa janji
tersebut, ada ridha Allah yang menyertainya. Menjadi pria sejati yang memegang
janjinya adalah baik. Namun tak baik jika Allah sudah menyiapkan wanita untuk
anda nikahi, anda menolaknya.
Komentar
Posting Komentar