Diawali dengan Keindahan Alam diakhiri dengan Kajian Islam


Ketika mendengar kata Tambora, yang terpintas di pikiran hanya sebuah nama gunung. Tak lebih dari itu. Bahkahan banyak orang yang tidak tahu apa itu tambora. Sebuah kata yang begitu asing di telinga bagi mereka yang baru mengetahuinnya. Gunung Tambora (Tomboro) adalah sebuah stratovikalno  aktif yang terletak di pulau SumbawaIndonesia. Gunung ini terletak di duakabupaten, yaitu Kabupaten Dompu (sebagian kaki sisi selatan sampai barat laut, dan Kabupaten Bima (bagian lereng sisi selatan hingga barat laut, dan kaki hingga puncak sisi timur hingga utara), Provinsi Nusa Tenggara Barat, tepatnya pada 8°15' LS dan 118° BT. Gunung ini terletak baik di sisi utara dan selatan kerak oseanik. Tambora terbentuk oleh zona subduksi di bawahnya. Hal ini meningkatkan ketinggian Tambora sampai 4.300 m[2] yang membuat gunung ini pernah menjadi salah satu puncak tertinggi di Nusantara dan mengeringkan dapur magma besar di dalam gunung ini. Perlu waktu seabad untuk mengisi kembali dapur magma tersebut.
Mungkin itu saja ilmu yang dapat saya dapat ketika hadir di seminar “Gunung Tambora 2 abad mengguncang dunia”. Kehadiran saya hanya sebagai undangan dan perwakilan dari ROHIS FEUP.  Untuk sekedar menemani saya mengajak seorang teman dari angkatan 2012 yang InsyaAllah merupakan penerus tonggak dakwah islam tetap berkembang di Kampus Ekonomi. Namun tak disangka-sangka pihak panitia meminta saya untuk membaca doa. Mungkin karena efek sebagai anggota ROHIS sehingga segala yang berhubungan dengan keagamaan diserahkan kepada ahlinya. Ini merupakan beban tetapi juga sebagai sarana untuk mengenalkan islam. Islam bukan saja sekedar shalat, ngaji tapi islam itu melingkupi semua sendi kehidupan. Termasuk ini adalah peluang untuk membawa semua yang hadir untuk mengenal islam lebih jauh lagi.  Padahal cuma baca doa saja tetapi menurut saya ini adalah moment membawa hati manusia untuk merenung mengenal tuhannya bahwa segala aktivitas takan pernah lepas dari penglihatan ALLAH. Disitulah dihadirkan ajaran ketauhidan.
Sebenarnya konten acaranya sangat bagus, terlebih kita dikenalkan yang namanya keindahan alam dan kedahsyatan kekuatan ALLAH. Bayangkan saja letusan Gunung Tambora itu memberikan dampak yang begitu luas hingga ke Eropa yang mengalami musim panas terus menerus. Tak sempat menyaksikan acara itu sampai habis tak membuat saya kecewa. Saya harus menyudahi acara itu karena urusan tertentu. Selepas ashar, ternyata ada kegiatan lain yang menambah khazanah saya. Yaitu Majlis Ilmu Fiqih yang bertempat di Mushala Fakultas Hukum. Ternyata ketika satu pintu dibuka maka akan dibuka lagi pintu yang lain. Ilmu yang dibahas disana yaitu mengenai larangan seorang wanita yang menjadi imam untuk laki-laki. Imam wanita dibolehkan untuk memimpin jamaah wanita dan posisinya berada ditengah-tengah saf berada satu baris dengan makmumnya. Sebenarnya ada dalil yang menguatkan  tetapi saya tidak sempat menyatat apa sumber hukumnya. Itulah kesalahan jika sedang menuntut ilmu. Tidak menyiapkan buku untuk merangkum segala ilmu yang sudah disampaikan. Besok-besok direkam saja dengan handycam atau gadget lainnya. Itulah pengalaman yang dapat disampaikan karena harus ada ilmu yang didapat dalam sehari walau itu hal kecil. 

Komentar

Postingan Populer