Permintaan maaf di hari yang fitri
Taqabalallahu minna waminkum syimana wasiyamakum
Minal Aidin wal Faidzin
Mohon maaf lahir dan batin,
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H
Di bulan yang masih penuh dengan
rahmat, saya secara pribadi mohon maaf atas kesalahan yang disengaja maupun
tidak. Manusia memang tiada yang sempurna, hidup dengan kekurangan dan
kekhilafan. Namun Allah SWT selalu membuka pintu ampunan bagi setiap
hamba-Nya. Begitu pula sebagai manusia selalu diberi kesempatan untuk
memperbaiki hubungan dengan sesama. Bukankah kita selalu mendengar bahwa dengan
silaturahmi, setiap hamba akan dipanjangkan umur dan dipermudah rezekinya. Bagi
yang buruk hubungannya maka diperbaiki, bagi yang renggang maka diperkuat,
serta bagi yang sudah baik, maka dijaga silaturahminya.
Saya bukanlah orang yang pandai
menilai diri sendiri, menilai kesalahan dan dosa secara sempurna. Tetapi saya
selalu berusaha untuk menghitung sendiri dosa-dosa sebelum dihisab pada hari
kiamat. Sebelumnya saya berterima kasih atas sikap baik dari Bpk, dan keluarga.
Sudah mau menerima dan mengizinkan saya tinggal di kediaman Bpk. Jika ada
ucapan saya yang salah, sikap saya yang kurang mengenakan, saya mohon maaf. Dan
saya juga minta maaf bila saya meninggalkan pekerjaan dengan cara tidak
baik. Bukan tidak ingin memegang komitmen, namun sepertinya saya bukan orang
yang tepat untuk memegang amanah tersebut yakni membantu Bpk dalam keuangan.
Kemampuan saya tidaklah seberapa dibanding dengan skill yang Bpk punya. Terlalu
berat jika terus dijalankan mengingat kontribusi saya sering menimbulkan
kekecewaan.
Penjelasan saya mungkin datang
terlambat, dimana hari demi hari mungkin bisa mengabarkan komitmen saya disana.
Mengabarkan bahwa saya tidak bisa bergabung kembali untuk memperjuangkan tujuan
yang dibangun di awal. Mungkin tak masalah bagi Bpk akan ketidakhadiran saya
karena Bpk orang yang tidak mau bergantung dengan orang lain.
Sebagai adab orang Timur, jika datang
dengan baik, maka pulangpun harus dengan baik. Dan tulisan ini adalah sebagai
salah satu cara untuk mengawalinya. Tidak masalah siapa yang meminta maaf atau
memberi maaf, karena kedua-duanya memiliki nilai keutamaan yang besar.
Setiap peristiwa selalu tersimpan
sebuah pelajaran berharga atau sering kita menyebutnya sebagai hikmah. Sebuah
pelajaran yang bisa dipetik, agar sesuatu yang baik itu harus tetap ditiru dan
disebarluaskan dan apa yang buruk harus ditinggalkan. Bukan bermaksud
mengajari. Keilmuan saya masih kalah jauh mungkin probabilitasnya (0,000%) tapi
saling menasehati dalam kebenaran adalah kewajiban tanpa memandang siapa diri
kita atau seberapa tinggi keilmuan kita. Karena esensi kebenaran tidak selalu
datang dari siapa yang mengatakan tetapi dari apa yang dikatakan. “Ambilah
sebuah pelajaran walau itu disampaikan oleh seorang pencuri/penjahat”.
Terima kasih atas segala yang telah
Bpk berikan baik itu berupa ilmu, akhlak dan perjalanan hidup. Saya tak
berharap silaturahmi ini berhenti disini karena suatu kesalahan dimasa lalu.
Semoga apa yang saya utarakan diatas bisa dimaklumi sebagai konfirmasi saya,
menghilang selama beberapa waktu ke belakang. Sekali lagi selamat Lebaran,
Matur Nuhun.
Komentar
Posting Komentar