Menunggu panggilan
dari tempat melamar sungguh mendebarkan, namun terkadang itu semua hanya
harapan yang belum pasti. Pengalaman ini selalu dialami ketika proses interview
selesai kemudian user dan HRD dimana tempat kita melamar memberikan harapan
dengan berkata, “Jika kita berjodoh maka kami akan menelpon anda dalam 1-3 hari
ke depan.”
Hari demi hari, tak
ada yang begitu dinantikan selain menunggu handphone berdering, dan mendapat
kabar dari perusahaan. Sungguh ironi, jika jobseekers terus-menerus mengecek
email, mencari pekerjaan, dan melelang buana memperbagus CV sementara potensi
ia dalam berbisnis begitu terbuka. Banyak yang terlalu takut untuk berbisnis
karena tidak keren dan melelahkan dan akhirnya memilih mengabdi menjadi
karyawan. Tak ada yang salah dengan pilihan itu, karena biasanya orang yang
sudah suka dengan dunia bisnis lalu bekerja juga menjadi karyawan disebabkan
oleh beberapa faktor.
1. Passion
Kemampuan
yang dimiliki hanya bisa tersalurkan dengan bekerja di sebuah perusahaan.
Banyak pengetahuan mulai berupa kasus yang sering dijumpai dalam mengerjakan
tugas sebagai karyawan. Misalnya akuntansi, banyak orang yang begitu expert
dengan bidang itu dan ia memilih mempertajam ilmunya dengan menjadi akuntan di
perusahaan orang. Tahun demi tahun ia lalui hanya untuk kesenangannya akan
akuntansi. Tujuan akhirnya ia menjadi ahlinya dan memutuskan untuk mendirikan
perusahaannya sendiri.
2. Dorongan
keluarga
Saat
satu bisnis gagal, maka insting pengusaha akan mencoba lagi. Namun sering
terkendala karena nasehat keluarga seperti orang tua dan saudara yang
menginginkan agar anaknya menjadi karyawan. Ini yang sering membuat bakat
bisnis kita mentok, melangkah maju salah dan mundur salah. Karena restu orang
tua adalah pembuka kunci rezeki. Maka banyak yang melakukan usaha namun juga
melamar dan bekerja sebagai karyawan.
Komentar
Posting Komentar