Sebuah surat dari sahabat yang jauh disana
Berisi keinginannya memiliki saudara
Hingga akhirnya ia sadar bahwa ia tak perlu itu
Karena ia telah memiliki orang-orang terdekat yang selalu
merindukannya
Pertama kali ku kenal, dia adalah orang biasa
bahkan asing untuk disapa
Hingga akhirnya ku mengenalnya lebih dari teman
Lebih dari itu, ku telah menganggap dia sebagai
saudara
Saudara dekat dan saudara seiman
Kehadirannya menjawab keinginan dan harapan yang
telah lama hilang
Yakni seorang adik yang bisa membuat ku bahagia dan
ceria
Entah kenapa emosional lebih terasa ketika dia
hadir dan duduk bersama
Banyak teman menanyakan kenapa kau bisa bersikap
biasa terhadap wanita
Tak pernah ingin sekali pun mencoba untuk
menggodanya
Dan ku jawab bahwa masa seperti itu sudah lama
lewat
Ku pernah lalui itu karena kuatnya hormon seorang pria untuk bercinta
Berdua-duakan, bercanda genit dan manja
Namun hasilnya hanya kesenangan sesaat hingga
akhirnya ku kehilangan sahabat
Tapi itu dahulu, ketika akal dan logika
dikalahkan oleh perasaan
Dan kini, ku yakini bahwa perasaan ini akan
bertemu dengan pasangan yang setia
Sah secara agama dan diridhoi Allah yang Maha
kuasa
Permainan perasaan saat ini lebih ke rasa sayang
terhadap adik tercinta
Sebuah perhatian dan kepedulian
Kini sebuah ikatan itu ingin ku akhiri
Ku tak ingin memaksakan semua perasaan yang ada
Bahwa ku ingin memiliki dia sebagai adik ku yang
berharga
Yang dapat melalaikan ku terhadap cinta terhadap
Allah semata
Ku ingin mengenal dirinya sebagai orang baru
Di tahun yang baru, tahun baru 1435 Hijriah
Menghapus semua ingatan yang ada tentang dirinya
Baik yang membosankan ataupun yang menyenangkan
Hijrah atau pindah dari keadaan yang kurang baik
Menjadi lebih baik dan membiarkan rencana Allah
berjalan apa adanya
Tanpa harus menuntut dan memaksa
Kenalilah diriku sebagai orang biasa
Yang dikenal karena kita seiman dan seagama
Jika ada sesuatu yang masih tersimpan dan tak
bisa dihapus
Biarlah kan itu
menjadi tanda bahwa ku pernah menganggapnya sebagai adik satu-satu yang
paling berharga
Jika sikap ku berbeda
Maka biasakanlah untuk menerimanya
Thanks for my “little fatih”
Komentar
Posting Komentar