Beratnya Medan Dakwah di Dunia Kerja

         Begitu sulit menjalankan syariat islam ketika berada di dunia kerja. Apalagi mayoritas pekerja dan para petingginya beragama non-islam. Sudah pasti, berbagai kebijakan yang ada di dalam suatu perusahaan itu tidak berdasarkan nilai-nilai islam. Hanya beberapa perusahaan yang menerapkan sistem syariah dalam operasionalnya. Bahkan suatu perusahaan yang berlabelkan syariah belum tentu mengaplikasikan syariahnya secara 100%.

          Sebuah toleransi harus diutamakan kepada orang-orang yang berbeda agama (non islam). Biarkan mereka beribadah dan haram untuk mengganggunya. Tetapi jangan artikan toleransi itu dengan partisipasi. Ketika mereka merayakan hari besar agamanya haram bagi kita untuk ikut-ikutan merayakannya. Untuk sekedar mengucapkan selamat saja sudah tidak boleh. Seperti mengucapkan selamat natal ataupun tahun baru. Untuk masalah akidah (keyakinan) tidak boleh saling mencampur-adukan. Oleh karena itu menjaga iman kita agar tetap mengesakan Allah adalah perkara penting. Bukan hanya diyakini dalam hati dan diucapkan oleh lisan tetapi juga harus diaplikasikan dengan perbuatan.

          Saat kita mencoba mengaplikasikan nilai-nilai islam dalam keseharian dunia kerja. Seperti solat lima waktu, tilawatil qur’an dan menjalankan sunnah-sunah Rasul. Berbagai kritikan ternyata hadir dari orang-orang non islam bahkan yang notabene nya beragama islampun ikut mengkritisi. Kritikan dari orang-orang non islam lebih disebabkan karena mereka tidak mengetahui ajaran islam. Atau mereka tahu dan kenal tetapi dengan penilaian negatif yang diperoleh dari media massa. Mereka hanya tahu kalau islam itu identik dengan terorisme dan kekerasan. Itu akibat dari media massa dunia barat yang terus memberitakan keburukan dari orang-orang islam tanpa memperhatikan sisi kebaikannya. Maka terbentuklah stigma negatif bagi mereka yang ingin mengenal islam. Apakah itu yang namanya toleransi. Saat kita membiarkan mereka melaksanakan keyakinannya, mereka malah berbalik menjelekan ibadah kita.


          Namun Rasul telah mengajarkan kita akan keteladanan. Janganlah kau balas kejahatan seseorang terhadap mu dengan kejahatan juga. Dakwahkan islam dengan menampilkan akhlak yang baik. Mereka menjelekan bukan dalam hal ingin berperang dan berpegang senjata. Maka tampilkan islam dengan kelembutan bukan kekerasan. Saat Rasul dilempari batu, diludahi, atau dikatakan sebagai orang gila, pembohong bahkan tukang sihir. Rasul tidak membalasnya dengan cara yang sama. Dan itulah yang harus kita tiru. Ketika kita ditempatkan di tempat yang mayoritas non islam, maka terimalah dengan sabar dan kenalkan islam dengan kelembutan. Allah mengetahui kuat atau lemahnya keimanan seseorang dan Ia ingin mengujinya. Jika kita tak sanggup dan khawatir ikut ke dalam ajaran mereka, maka berdoa dan berhijrahlah ke tempat yang lebih baik. 

Komentar

Postingan Populer