Bismillah
wal hamdulillah
Jika
ada sebuah dokumen yang bisa mengabadikan perjuangan seorang pejuang, maka
inilah yang menjadi buktinya. Seorang sahabat memang selalu ada disaat
kapanpun, situasi apapun. Tidak terkecuali untuk masalah tambatan hati.
Sahabatku ini sedang kasmaran namun ia sadar bahwa cara yang dilakukannya
adalah salah. Hingga akhirnya sebuah keputusan yang terasa amat menyakitkan
harus ia terima. Kehadiranku hanya bisa menjadi penyambung atau perantara untuk
menyelesaikan masalahnya. Karena komunikasi dua arah sudah tidak memungkinkan
diantara kedua belah pihak. Maka sebuah suratpun tertulis sebagai perkawilan
hati yang tersayat, pedih untuk sekedar menjelaskan semuanya. Seharusnya ini
menjadi rahasia namun takdir telah menyatukan sahabatku ini dengan jodoh
terbaiknya bukan ia yang terlulis dalam surat. Semoga ini menjadi pelajaran
bahwa sesuatu yang diawali dengan cara yang salah maka keridhaan Allah takan
ikut menyertainya. Berikut adalah isi
surat yang bisa ku tampilkan dengan apa adanya tanpa rekayasa.
Assalamualaykum.
Wr. Wb.
Untuk
dek Risa Permadani,
Ana
disini menulis apa yang tertinggal di pertemuan kita di Masjid. Dan tulisan ini
adalah rahasia kita, hanya ana, Raya, dengan Allah dan para malaikatnya yang mendampingi
kita. Ana ucapkan afwan, afwan, maaf yang sebesar-besarnya kepada kamu dek,
Dari ana, hamba yang baru kemarin mengerti islam. Mungkin menurut Risa, ana
terlalu berlebih-lebihan dengan menulis surat ini. Tapi izinkan ini upaya untuk
ana bertaubat dengan apa yang pernah ana lakukan kepada kamu.
Risa,
Pertama,
ana mengakui bahwa hubungan kita yang kita lalui kemarin, dengan segala
komitmennya adalah sebuah kesalahan besar, hubungan terlarang. Kamu sudah
melakukan dan memilih jalan yang Insyaallah benar. Ana kemarin telah mengotori
rasa yang ana miliki. Untuk itu ana benar-benar minta maaf, maaf ya Sa.
Sa,
Yang
kedua, ana minta maaf dengan segala harapan yang pernah ana berikan ke Risa.
Ana minta maaf. Maaf, maaf. Ana mengaku bersalah atas harapan besar yang ana
berikan ke Risa.
Yang
ketiga, Allah telah memberikan hikmah dan pelajaran terbaik buat kita. Kita diberikan
kesempatan untuk memperbaiki diri, untuk mengetahui yang benar dan salah
melalui pengalaman kita, dan kita telah diingatkan Allah, sebelum kita
terjerembah ke dalam hubungan yang tidak disukai Allah.
Untuk
yang terakhir,
Ana
serahkan semuanya kepada Allah. Biarkanlah dengan ilmu Allah kita mendapatkan
apa yang kita inginkan. Biarkan dengan kuasa Allah kita diputuskan untuk
berjodoh atau hanya menjadi saudara sesama islam.
Ana
hanya ingin dan punya harapan di hari yang akan datang. Jika Allah masih
memberikan kita umur, ana secara pribadi ingin menebus kesalahan-kesalahan ini.
Yaitu dengan melakukan hubungan ini dari awal dan dengan jalan yang benar,
tidak tercampur dengan yang batil. Dan apapun yang terjadi ana akan
menerimanya. Insyaallah.
Renungkan,
Allah yang menyatukan dan Dia juga yang memisahkan, lalu menyatukan kita masing-masing
dengan yang terbaik. Jazakillah Khairan Katsiran. Ana mohon maaf lahir batin
ya. Risa Permadani ^^
Sukses
dan ana doakan menjadi muslimah yang Kaffah
Wassalamualaykum.
Wr. Wb.
*Nuril
Farhan
Note
:
Apa
yang tertulis, tidak semua bisa ana ungkapkan. Ana orang sederhana dan bodoh,
yang hanya bergerak apa yang dikatakan oleh nurani ana. Di dalam hati ana, rasa
bersalah ini lebih besar dari apa yang tertulis. Rasa maaf ana lebih merendah
dari apa yang tertulis. Rasa dosa ini lebih besar dari apa yang tampak dari
ana.
Ana
banyak membuka hati ana, setelah apa yang terjadi dengan hubungan kita. Semoga
Allah memberikan petunjuk dan hidayahnya kepada kita. Aamiin.
Dari
semua perjalanan hidup inilah membuat kita semakin dewasa dan dekat kepada
Allah SWT. Dan inilah sebuah perjalanan awal cinta para pejuang.
Komentar
Posting Komentar