“Lir-Ilir” syair yang indah dari Sunan Kalijaga
Lir-ilir, lir-ilir, tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo, tak sengguh temanten anyar
Bocah angon, bocah angon, penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dododiro
Dododiro, dododiro, kumitir bedah ing pinggir
Dondomono, jlumatono, kanggo sebo mengko sore
Mumpung pandhang rembulane, mumpung jembar kalangane
Yo surako surak hiyo
Arti dalam bahasa Indonesia :
Sayup-sayup
bangun dari tidur, pohon sudah mulai bersemi
Demikian
hijau bagai gairah pengantin baru
Penggembala,
tolong panjatlah pohon blimbing itu
Walaupun
licin dan susah tetap panjatlah untuk mencuci pakaian
Pakaian yang
koyak sisihkanlah
Jahitlah,
benahilah untuk menghadap nanti sore
Mumpung
masih terang rembulan nya, mumpung masih banyak waktu luang
Mari
bersorak-sorak, ayo...
Maknanya
:
Sebagai
orang Islam diminta
bangun dari keterpurukan dan dari sifat malas untuk lebih mempertebal keimanan.
Iman kepada Allah ini
dilambangkan dengan tanaman yang bersemi dan menghijau, begitu indah seperti kebahagiaan seorang pengantin baru.
Kita
disebut anak gembala karena Allah telah
menganugerahkan hati dan iman sebagai amanah untuk dijaga. Si anak gembala
diminta untuk memanjat pohon belimbing yang menggambarkan 5 Rukun Islam. Meskipun licin dan susah, kita harus tetap memenjat pohon
belimbing tersebut apapun halangan dan risikonya. 5 Rukun Islam digunakan
untuk selalu membersihkan (mencuci) pakaian kita, yaitu pakaian taqwa (taqwa =
kesholehan hidup).
Sebagai
manusia biasa, ketaqwaan kita pasti terkoyak dan b;erlubang sana-sini. Untuk
itu, kita diminta agar selalu memperbaiki dan membenahinya. Hal ini berguna
agar kelak kita sudah siap dipangil oleh Allah. Semua itu harus kita lakukan sejak sekarang, ketika kita
masih sehat dan mempunyai waktu luang. Jika ada yang mengingatkan, maka
jawablah dengan " Iya ".
Komentar
Posting Komentar