Tertinggal satu langkah
dengan teman seangkatan, rasanya menyakitkan. Apalagi setelah lulus mereka bisa
mencari penghasilan sendiri maka itu lebih menyakitkan. Menyakitkan bagi saya
yang masih berjuang mempersiapkan sidang skripsi. Dimana mereka dengan
bangganya menyandang gelar sarjana, sementara saya masih saja berkutat dengan
skripsi. Tetapi itu adalah cerita satu bulan yang lalu. Kini masa kuliah dalam
meraih sarjana sudah selesai. Bukan hanya selesai tetapi juga memuaskan.
Menjadi yang terbaik dan maju ke depan bukanlah sesuatu
yang mudah dan saya inginkan. Butuh proses yang panjang dan berliku. Semua itu
dimulai dari usaha atau ikhtiar yang sungguh-sungguh dan disertai dengan doa.
Namun itu saja tidak cukup, bagi saya segala sesuatu yang kita inginkan harus
dijemput, salah satunya dengan sedekah. Itulah konsep percepatan dalam islam
dalam meraih impian. Hal ini saya rasakan ketika menuju sidang skripsi. Bagi
saya sidang ini bukan sesuatu yang menakutkan, tetapi setelah mendengar jika
tidak lulus sidang malunya bukan main, baik malu terhadap teman-teman pasti
malu terhadap orang-tua. Itu membuat saya khawatir dan tidak bisa menghadapinya
dengan tenang. Selain itu, bahan komprehensifpun yang harus dipelajari ulang
masih minim. Materi kuliah dari awal sampai terakhir harus dikuasai dalam waktu
seminggu, it’s imposible. Tetapi tidak
ada jalan lain selain kerja cepat, tepat dan cerdas. Maka jalan sedekalah yang
saya pakai. Dari situ saya mulai menulis impian yang saya inginkan di cerarik
kertas dan saya tempel dikamar. Kata –katanya seperti ini “Kuliah selesai bulan
oktober, S1 dengan kualiatas”. Itulah impian yang saya praktekan dengan
sedekah.
Menjelang detik-detik presentasi skripsi, kekhawatiran
saya makin menjadi-jadi. Saya harus maju pertama dan pengujinya merupakan orang
baru bagi saya. Nama pengujinya adalah Pak Imam Subaweh, dan beliau adalah
spesialisasi di bidang Sistem Informasi Akuntansi. Waduh makin nervous aja dah.
Dalam hati saya mengatakan bukankah kau selalu bersedekah setiap selesai dhuha,
minta doa orang tua, dan mempersiapkan diri dengan matang maka janganlah kau
ragu akan janji Allah. Itulah yang bisa membuat saya tenang. Sekarang itu saya
hanya berusaha semaksimal mungkin. Selama disidang saya mendapatkan pujian dan
celaan. Pujiannya yaitu mahir mempresentasikan materi skripsinya tetapi untuk
relevansi judul skripsi dengan dunia auditing saya belum bisa menjelaskannya.
Dan terhitung seminggu setelah sidang saya sudah menyusun
impian lainnya dalam 1-2 tahun kedepan yaitu menjadi auditor di salah satu
kantor akuntan publik the bigfour dan pengusaha susu yang bertaraf industri
besar. Dan masih ada satu lagi ingin meraih gelar S2 di bidang manajemen dan
perbankan syariah dengan gratis. Salah satu kunci untuk meraihnya dengan ilmunya
yusuf mansyur yaitu sedekah. Satu impian
itu telah saya raih yakni menjadi auditor namun belum bisa masuk ke bigfour. Alhamdulillah
dulu deh, setelah melalui 2 tes wawancara dan tertulis saya lewati kini tiba
saatnya saya menjadi auditor sesungguhnya. Sebelumnya saya berkomitmen bahwa
ini adalah cv dan surat lamaran pertama dan terakhir yang saya kirim. Bukan
karena saya sombong tetapi hanya untuk menunjukan bahwa saya dipercaya karena
ilmu dan kinerja. Dan saya mau perusahaan – perusahaan disanalah yang
membutuhkan saya. saya pun berkeinginan untuk membuat perusahaan sendiri. Untuk
apa saya berkerja keras selamanya hanya
untuk perusahaan orang. Hahaha..
Dalam meraih posisi auditor tersebut tidak lepas dari
manfaat sedekah dan dhuha. Dan kini saya akan rebut gelar supervisor/senior
auditor dalam waktu 2 tahun. Saya
melakukan ini bukan karena mengejar dunia yaitu harta dan kedudukan. Tetapi
lebih ke pasion atau hobbi. Sebelum terjun ke auditor saya sempat menduduki
tanggung jawab sebagai sekretaris. Namun seminggu melaluinya, saya merasakan
ini bukan pasion saya. Bidang saya bukan disini, bukan ditempat yang hanya
mengentry data dan melayani ketua atau manajer. Pekerjaan pun nyaman sekali
dengan ruangan ac dan tempat duduk yang empuk. Yang namanya kenikmatan itu
ternyata mahal tidak bisa dipaksakan. Jika seseorang sudah mengerti dimana dia
harus ditempatkan maka dia akan nikmat menjalaninya. Oleh karena itu, saya mengundurkan
diri dengan cara yang agak nakal “cerdik”. Saya bilang saya ingin melanjutkan
kuliah profesi akuntan (Ak) selama 1 tahun dan diawal desember harus segera
mempersiapkannya. Itu merupakan alasan yang logis dan baik agar tidak melukai
perasaan manajer. Saya ingin masuk dengan cara baik dan keluar dengan cara yang
baik pula. Dan saya selalu berdoa agar orang yang menggantikan adalah yang
lebih baik dari saya. Mungkin ini adalah
kebohongan yang begitu berisiko tapi harus segera diambil. Kebohongan itu
menjadi janji yang harus segera dibuktikan.
Dampak dari kebohongan itu sedikit terasa dalam
kehidupan, seperti kaki saya yang cedera. Semua itu dimulai ketika saya loncat
dari pagar kosan teman untuk melaksanakan solat subuh di masjid. Karena
pendaratan yang kurang sempurna maka kaki kanan saya pun langsung terkilir.
Awalnya biasa namun lama kelamaan biru dan membengkak. Hingga untuk berjalan
pun saya merasa kesakitan. Setelah dicek ternyata jari tengah kaki kanan saya
sudah membiru. Uuh setelah pulang kerja saya segera mampir ke tukang urut
spesial. Agar dampak dari cedera tersebut tidak meluas ke yang lainnya. Setelah kejadian itu, saya langsung
introspeksi diri dan meminta mohon ampunan jika kecelakaan ini disebabkan dari
kebohongan atau harta haram yang saya makan.
Kembali ke cerita awal, saya ingin mengucapkan terima
kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu saya selama berada di lingkungan
kampus FEUP. Semua ucapan itu saya abadikan dalam skripsi S1. Lihat aja sendiri
kutipannya.
Komentar
Posting Komentar